Saturday, 4 February 2017

LET ME TOUCH YOU


2017-01-16_23-13-47.jpg (332×443)

 Let Me Touch You
Author : hannydeidara
Main Cast : Oh Sehun (Exo) & Seo Joo Hyun (SNSD)
Support Cast : Cho Kyuhyun (SJ)
Genre : Romance, Fantasy
Rating : T
Length : Vignette
***
Seorang pemuda tampak terduduk lemas di salah satu sudut ruangan. Tidak ada deru nafas ataupun degup jantung yang mengisyaratkan bahwa dia tidak kehilangan nyawanya. Kulitnya tampak seputih kapas, dengan surai merah terang yang melekat indah dikepalanya. Dia hanya terduduk disana. Diatas lantai basah yang penuh dengan kubangan air dan memakai pakaian yang nyaris seperti piyama yang sudah penuh lubang dan tampak hangus seperti terbakar.
Mungkinkah dia mati? Tapi tidak! Manik matanya yang hampir sebiru lautan tampak meniti setiap jengkal ruangan sempit itu. Hanya ada sebuah lilin yang sudah hampir mati, dan dua cahaya yang menerobos masuk melalui dua lubang didinding. Tidak ada yang penting didalam ruangan itu kecuali sebuah dipan yang sudah nyaris hangus terbakar. Meja usang, dua piring dan gelas, yang lagi-lagi sepertinya hangus terbakar. Bau debu tampak menguar, bahkan puluhan laba-laba tampak bersarang nyaman di langit-langit dan sudut ruangan. Apapun yang dia lihat tampak aneh baginya.
Netranya kembali mengerjap, mengekori burung kecil yang tampak kebingungan mencari pintu ataupun lubang jalan keluar. Suara kicaunya terdengar seperti menangis, menyadari dirinya berada dalam kegelapan yang begitu jauh dari dunianya. Hanya sendiri. Terkurung didalam dunia yang tak bisa dilihatnya walaupun dia ingin.
CEKREK!
Terdengar derit pintu yang dibuka disusul langkah kaki halus yang memasuki ruangan. Pemuda itu menoleh. Mata birunya bertubrukan dengan netra gelap yang hampir sama gelapnya dengan langit malam. Gadis dengan surai hitam dan gaun putih bersih tampak berdiri anggun di ambang pintu. Dilengan kurusnya tampak tersampir sehelai kain dan juga kantong berwarna putih. Pemuda itu kembali mengekori burung kecil yang tampak masih berputar-putar dilangit ruangan.
“Kau sudah lebih baik?”Sapa gadis itu lembut. Suara dan langkah halusnya terdengar seperti gema dengan irama yang teduh. Dia menghampiri dipan dan meletakan selembar kain yang sepertinya sepotong piyama lagi. Tangannya hampir menyentuh piring dan gelas diatas meja, tapi diurungkannya ketika semuanya itu tiba- tiba melebur menjadi abu. Tapi jari-jari panjangnya tetap menyapu bersih debu dan mengumpulkanya didalam kantong hitam yang sedari tadi teronggok dibawah meja.
”Lebih baik kau mengganti dulu pakaianmu, aku sudah meletakan yang baru diatas dipan. Dan letakan saja yang kau pakai diatas meja, akan kubuang nanti” lanjut gadis itu ketika tidak ada sahutan apapun atas pertanyaan pertamanya.
Dengan perlahan gadis itu mengeluarkan  piring dan gelas baru dari dalam kantong yang dibawanya dan menata rapi diatas meja. Dia lalu meletakkan beberapa potong sandwich dan menuangkan susu segar kedalam gelas. Pemuda itu masih bergeming, manik matanya kini berbalik mengekori punggung gadis yang berdiri tak jauh dari tempatnya bersembunyi. Surai hitam dan panjangnya membuat mata birunya meneliti setiap gerakannya. Bahkan tangan kurus gadis itu seakan  seperti menarik dirinya untuk berdiri dan menyentuhnya.
Dengan pelan pemuda itu bangkit, diikuti suara gemericik air yang jatuh dari piyama basah yang sudah robek dan hangus disana sini. Jari-jari kakinya yang seputih salju menginjak genangan air, melangkah tidak begitu pasti menghampiri dipan. Matanya masih menatap punggung gadis itu, lalu berganti menatap piyama biru diatas dipan. Dengan sedikit ragu tangannya terulur perlahan menyentuh serat halusnya. Ingin merasakan apa rasanya menyentuh piyama itu.
CRAKK!
Dia segera menarik tangannya
“ Bisa bantu sekali lagi,”ucap pemuda itu gugup. Gadis yang membelakanginya berbalik lalu menatapnya. Mata gelapnya mengekori sudut mata biru pemuda itu, dan melihat piyama biru dengan bara kecil yang mulai membakar di siku tangannya.
“Ya ampun,”gadis itu segera berlari, merengkuh piyama itu dan menyapu bara api kecil sebelum menyebar membakar lengan piyama itu. Dia menoleh dan menatap tajam netra biru dihadapannya.”Kumohon, katakan saja jika kau memang butuh bantuan dan belum bisa memakainya sendiri. Aku tidak mengeluh tentang bajunya, aku hanya khawatir kau semakin tidak bisa mengendalikannya dan malah melukai dirimu sendiri,”
“Maaf Seohyun.”pemuda itu tertunduk lalu mulai melepaskan pakaiannya dengan membelakangi gadis yang ia panggil Seohyun. Seohyun membuka cepat kancing piyama yang digenggamnya, dengan gugup lalu merentangkannya untuk menutupi pandangannya. Terasa begitu hening dan juga canggung. Beberapa kali terdengar suara api yang membakar sesuatu dan juga tercium bau hangus. Seohyun melihat potongan kain yang terbakar terjatuh menjadi abu dan larut diatas genangan air.
“Sudah,”
“Kepalkan telapak tanganmu,”sahut Seohyun. Seohyun maju perlahan dan mulai memasukan piyama dengan hati-hati melewati lengan kekar pemuda itu lalu mengikat talinya dari belakang. Terasa panas.”Berbaliklah!” Pemuda itu berbalik, mata birunya kembali menatap bola mata legam dihadapannya selama lima detik.
“Terima kasih,” ujarnya ketika menyadari suasana canggung diantara mereka. Seohyun hanya tersenyum sembari menyelesaikan ikatan dan juga kancing bajunya.
“Duduklah, hari ini aku punya sandwich daging sapi untukmu,”Seohyun mengisyaratkan pemuda itu untuk duduk diatas dipan. Pemuda itu menurut. Mata birunya kembali mengikuti setiap gerakan gadis dihadapannya yang sedang menyelesaikan potongan sandwichnya. Perlahan pemuda itu mengusap rambut merahnya, merapikan helainya yang sama sekali tidak bisa diatur. Tidak ada alat yang bisa merapikannya, bahkan sisir manusia. Tidak ada yang terbakar ketika telapak tangannya menyapu rambut dan wajahnya. Karena setiap inci tubuhnya adalah bagian dari diri dan dunianya.
“Sehun, kau mau susu atau lemon saja?” Pemuda itu menoleh ketika namanya disebut. Sehun terdiam sebentar.“Susu saja,” sahutnya. Seohyun tampak menoleh dan tersenyum lucu padanya. Membuat mata biru Sehun mengerjap sesaat memperhatikan setiap bentuk sudut bibir gadis dihadapannya.
“Kenapa sejak pertama kau selalu memilih meminum susu? lucu sekali. Sudah kubilangkan di tempat kami air putih sangat baik, lemon juga bagus untuk kulit dan kesehatanmu,” Sehun hanya tersenyum mendengar pertanyaan Seohyun. Netranya kembali mengekori Seohyun yang sibuk memindahkan makanan keatas dipan. Andai saja dia bisa membantu. Dengan perlahan Seohyun mulai menyuapi Sehun yang terlihat seperti orang sakit, padahal sebenarnya tidak sama sekali. Sesekali Sehun menunjukkan beberapa makanan yang dia inginkan, lalu kembali memperhatikan gadis dihadapannya dengan seksama. Beberapakali juga dia memperhatikan luka di lengan kiri Seohyun yang hampir sebesar jari telunjuknya. Wajah Sehun tiba- tiba berubah ekspresi.
“Apa itu masih sakit?”ucapnya seraya menunjuk pada luka bakar dilengan kiri Seohyun. Seohyun mengikuti arah pandang Sehun.
“Ini? Sudah tidak begitu sakit, kadang-kadang saja masih terasa perih. Tapi sudah lebih baik, hanya tinggal bekasnya saja. Tapi sepertinya aku akan menyimpannya,” Sudut bibir Seohyun membentuk seulas senyuman. Menatap birunya mata Sehun dihadapannya.
Jujur saja aku suka dengan mata itu.
“Kenapa kau ingin menyimpan bekas luka? Itu hanya akan membuat lenganmu terlihat cacat,”Sehun menimpali. Mulutnya kembali mengunyah sandwich yang Seohyun berikan padanya.
“Karena aku suka. Luka inikan terjadi saat pertama kali kita bertemu,”
DEG!
Sehun melupakan sandwichnya untuk sesaat dan mencoba memikirkan tentang degup jantungnya yang tiba-tiba saja mengalunkan irama yang tak beraturan. Ini tidak seperti seharusnya dan tidak seperti biasanya. Sehun tidak pernah lupa pertemuan pertamanya dengan Seohyun. Empat belas hari yang lalu atau lebih tepatnya tanggal 13 juli saat Sehun terjatuh ke Bumi dimana dia melarikan diri dari planet asalnya. Luka bakar di lengan Seohyun terjadi karena Sehun menyentuh lengannya dengan jari-jari tangannya. Karena kekuatannya yang belum bisa dikendalikan di Bumi, sampai saat ini Sehun masih sering membakar atau membekukan suatu dengan telapak tangannya. Bahkan dia harus menahan diri untuk tidak menyentuh pakaian atau apapun yang dia kenakan saat ini dengan telapak tangannya. Atau jika tidak, semuanya akan terbakar atau dibekukan dengan kekuatannya.
“Aku minta maaf,”
“Tidak perlu meminta maaf. Oke, baiklah kau memang melukaiku. Tapi katakan saja itu juga bukan kemauanmu karna kau benar-benar belum bisa mengendalikan kekuatanmu disini. Lagi pula kau yang menyelamatkan hidupku saat itu,”Seohyun tersenyum dengan manik mata gelapnya yang terus menatap jauh kedalam biru lautan dihadapannya. Sejak pertama, Seohyun selalu menyukai mata itu. Mata teduh walaupun pemiliknya sebenarnya adalah makhluk asing yang berbahaya. Sehun hanya memperhatikan gadis dihadapannya tanpa berkedip sedetikpun.”Kau bisa melatih kekuatanmu disini, asal kau tidak membakar atau membekukan rumah ayahku. Tunggu beberapa hari lagi. Aku sedang meminta Kyuhyun Oppa untuk memesankan baju dan segala kebutuhanmu,”
“Kyuhyun Oppa?”
“Iya. Aku tidak bisa bilang dia teman, karena dia memang bukan temanku. Dia orang yang mengawasiku sepanjang hidupnya. Tapi kau bisa percaya padanya sama seperti kau mempercayaiku?” ujar Seohyun. Tangannya tampak meneliti dua potong daging kecil diatas piring. Dia menusukknya lalu menyodorkannya ke mulut Sehun.
“Memangnya aku bisa percaya padamu? Dan kenapa makhluk asing sepertiku harus percaya dengan manusia seperti..”
“Sepertiku?” Sehun tidak menyelesaikan kalimatnya karena Seohyun langsung menimpalinya.”Itu terserah padamu. Kita lihat saja dulu, baru kau katakan aku pantas dipercaya atau tidak,”
“Oke_”sahut Sehun dengan cepat.”Itu dagingku!”sergahnya ketika melihat Seohyun hampir memasukkan sepotong daging terakhir kedalam mulutnya sendiri. Seohyun melotot kesal.
“Ini hanya satu potong, aku bahkan belum memakan sepotongpun,”sahutnya kesal.
“Tapi kau sudah memakan itu sepanjang hidupmu,”ujar Sehun yang disambut wajah kesal Seohyun. Tapi akhirnya dia mengalah dan memberikan potongan dagingnya pada lelaki dihadapannya. Sehun tampak tersenyum senang dan hampir saja mengusapkan tangannya keperutnya. Tapi untung saja dia ingat.
“Sehun? Aku mau tahu satu hal?”
“Apa itu?”
“Jika kau sudah berhasil mengendalikan kekuatanmu tanpa harus membakar atau membekukkan, apa yang pertama kali akan kau lakukan?”Sehun menatap Seohyun yang sedang membereskan peralatan makanan dan mengembalikkan ke atas meja.
“Kau ingin tahu?”
“Hmm..”
“Kau!”
“Hahh..”Seohyun menoleh cepat memasang wajah sepolos-polosnya karena memang tidak mengerti.
“Jika aku bisa mengendalikannya, hal pertama yang ingin kulakukan adalah_menyentuh dan menggenggam tanganmu tanpa menyebabkan luka,”
Dan yang terjadi selanjutnya, selama satu menit birunya lautan itu seakan menelan gelapanya malam yang membentang tiada batas dihadapannya.
-FIN-


No comments:

Urutan Kecantikan Member Twice

​ Twice adalah salah satu grup yang dibentuk oleh JYP Entertainment dengan 9 member cantik yang didebut pada 20 Oktober 2015. Mereka suks...