Who You are To Me?
Main cast:
Kang Minhyuk CNBlue
Seo Joo hyun SNSD
Jung Yonghwa CNBlue
'Entah kenapa, Minhyuk merasa hari itu dadanya terasa mengembung, tidak ada rasa mual seperti biasanya. Melihat gadis itu berjalan disampingnya selama sehari penuh, membuat hati Minhyuk lega. Lega bisa melihatnya, dan hanya ada dirinya yang berjalan disampingnya dan bukan orang lain.'
***
Malam turun dengan cepat, bekas hujan masih menyisakan
tetes- tetes air disela dedaunan. Perpustakaan tampak sepi, hanya ada satu
pengunjung yang sedang membenahi bukunya dan bersiap- siap akan pergi karena
perpustakaan akan segera ditutup. Disudut ruangan terlihat seorang pemuda
jangkung yang sedang sibuk mengembalikan buku ke raknya semula. Wajahnya
tampan, dan matanya sangat kecil sekali. Beberapa kali dia melirik ke arah meja
resepsionis, berusaha melihat gadis berambut panjang yang terlihat sibuk
dibalik mejanya. Pemuda itu tersenyum sangat manis, berusaha memandang lebih
jauh diantara rak buku yang menjulang tinggi. Gadis itu masih tenggelam dibalik
pekerjaannya, wajah cantiknya terlihat lelah. Beberapa kali dia menguap,
mencoba menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat.
“Pulang
sama- sama,” sapa Minhyuk dengan tiba- tiba. Membuat Seohyun mendongak dan
melepas senyum manisnya.
“Oh tentu saja, kau sudah selesai dengan bukumu?”
Seohyun membenahi kacamatanya dan melayangkan pandangan ke sudut ruangan dimana
Minhyuk tadi bekerja. Minhyuk dengan spontan mengikuti arah pandangannya.
“Tentu
saja, aku tidak akan membiarkan Madam Lee mengomeliku pagi-pagi, “ ucapnya dan
disambut tawa kecil Seohyun yang sangat sopan. “ Apa kau masih lama?” Tanya
Minhyuk dan mencoba melihat agenda yang sedang dipegang Seohyun.
“Oh
sebentar lagi ,aku tidak akan lama. Apa kau punya janji? aku tidak apa pulang
sendiri,” Minhyuk menggeleng dengan cepat ketika Seohyun memandangnya.
“Aku
hanya bertanya, bahkan jika dua tahun kau baru menyelesaikan agendamu itu aku
akan tetap menunggu,” Seohyun tertawa spontan mendengar lelucon Minhyuk, lalu
kembali menyelesaikan pekerjaannya.
Hari
sudah agak larut ketika mereka menutup pintu perpustakaan. Hawa terasa dingin,
Seohyun merapatkan mantelnya dan mengenakan sarung tangan wolnya. Ketika Minhyuk
selesai mengunci pintu dan kembali setelah selesai memeriksa jendela, Seohyun
langsung menyambar tangannya. Membuat Minhyuk dengan spontan terkejut, tapi dia
diam saja ketika Seohyun memakaikan sarung tangan berwarna biru tua ke
tangannya. Lagi- lagi rasa itu! Walaupun hal itu terjadi setiap harinya, tapi
Minhyuk tidak pernah merasa terbiasa. Minhyuk mencoba bernafas lebih dalam dan
mencoba menahan degup jantungnya yang memukul- mukul dadanya. Berharap Seohyun
tidak mendengarnya.
“Biasakanlah
pakai ini, hawa sedang dingin aku tidak mau kau sakit! Dan pakai topimu,”
Seohyun dengan spontan juga memakaikan topi wol kekepala Minhyuk, tidak melihat
rona merah di wajah Minhyuk. Dan Minhyuk bersyukur hari sudah larut.
“Kau
takut aku sakit? “ Minhyuk bertanya pelan dan melirik ke arah Seohyun yang
berjalan di sampingnya.
“Tentu
saja, akukan tidak mau bekerja sendirian,” Seohyun tertawa, Minhyuk meringis
mendengar godaan Seohyun. Jalanan masih tampak ramai, walaupun udara dingin
tapi akhir pekan adalah hari yang panjang. Dan tentu saja muda mudi tidak akan
melewatkan malam itu dengan duduk manis didepan perapian. Minhyuk dan Seohyun
berjalan ringan, karna jarak yang lumayan jauh membuat tubuh mereka hangat dan
tidak terlalu dingin lagi.
Seohyun
tak bisa menahan tawa ketika Minhyuk dengan antusias menceritakan hal- hal lucu
padanya. Wajahnya terlihat pucat, tapi mata bulatnya tidak pernah lepas ketika
Minhyuk terus berbicara panjang lebar. Dan Minhuyk, tidak ada kata senang
selain dia bisa melihat Seohyun tertawa karenanya. Selama mungkin dia menatap
wajah Seohyun yang kini sedang sibuk berfikir berusaha membalas
leluconnya. Bahkan tidak mendengar ketika
sebuah mobil hitam buatan Amerika mendekat dan berhenti disamping mereka yang
kini juga mengamati mobil itu. Tiba- tiba Minhyuk mundur dan menatap sosok
tampan yang keluar dari mobil itu. Dia tersenyum senang.
“Hai,
kenapa tidak mengabariku jika kalian sudah pulang? aku tadi keperpustakaan tapi
sudah tutup, kau berusaha menyembunyikannya dariku?” Yonghwa bertanya dengan
tatapan menyelidik pada Minhyuk, tapi kemudian tertawa ketika melihat Minhyuk
protes.
“Hei
hyung aku sudah mengirimu pesan dua kali, tapi tidak kau jawab. Apa kau pikir
aku akan meninggalkannya sendiri menunggumu?” Minhyuk menjawab dengan nada
sedikit kesal, tapi Yonghwa hanya tertawa.
“Aku
hanya bercanda adik kecil,dan ngomong- ngomong terima kasih sudah menjaganya”
Yonghwa masih menggodanya lalu memandang Seohyun dan melihat wajahnya yang
pucat.
“ Kau
sakit? wajahmu pucat sekali,” Yonghwa mendekat terlihat khawatir dan menjamah
kening Seohyun. Seohyun tersenyum dan menepis tangan Yonghwa dengan sopan, lalu
melirik kearah Minhyuk yang juga terlihat cemas. Tapi Minhyuk diam saja.
“Tidak
apa hanya kedinginan, kau tau udaranya sangat dingin,” Seohyun merapatkan
mantelnya kembali . Yonghwa langsung menggandeng tangannya dan membimbingnya
masuk ke dalam mobil. Tapi Seohyun berhenti, menatap lagi wajah Minhyuk yang
juga terlihat pucat karna kedinginan.
“
Minhyuk tidak ikut, “ Seohyun menatap Yonghwa lalu menatap kearah Minhyuk lagi.
Tapi Minhyuk menggeleng.
“Tidak,
kalian berdua saja pulang. Aku mau mengunjungi Jonghyun hyung. Dia memintaku….mmm
membenahi gitar bututnya itu, “Minhyuk tersenyum, terlihat sekali bahwa dia
mencoba mencari alasan yang pas.
“Hati-
hati,” teriak Seohyun dari dalam mobil, Minhyuk mengangguk. Yonghwa yang duduk
disampingnya melambaikan tangannnya. Minhyuk membalas, dan lagi- lagi dia
melihat mobil itu pergi. Selalu di jalan yang sama, meninggalkan dia sendirian
di tengah dingginnya malam. Selama bebrapa detik dia masih mematung dibawah
lampu jalan yang hanya bersinar temaram. Dia sudah terbiasa! Terbiasa melihat
kakaknya menggandeng tangannya. Dengan langkah pelan, dia membelok dari sudut
jalan, menyusuri jalan yang mulai lengang menuju rumah Jonghyun. Minhyuk sadar
rumah Jonghyun hanya alasan, tapi entah kenapa membohongi gadis itu rasanya
seperti membohongi dirinya sendiri.
****
No comments:
Post a Comment